Direktur Utama Perindustrian Angkatan Darat (Pindad) Adik Avianto
Soedarsono mengungkapkan, pesanan peluru dari TNI tahun ini meningkat
tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
"Tahun lalu kebutuhan peluru TNI bisa 100, kalau tiga kali berarti 300
peluru," kata Adik mengumpamakan di Jakarta, Rabu (31/10). Kini,
tambahnya, BUMN bidang senjata itu tengah mengerjakan pesanan peluru
SS109.
Adik menambahkan, perseroan telah memperoleh fasilitas kredit dari PT
Bank Rakyat Indonesia Tbk senilai Rp156 miliar untuk mesin amunisi
kaliber 5,56 milimeter. Mesin tersebut baru dapat diperoleh dalam 18
bulan ke depan.
"Kita diberi tenor 10 tahun, sehingga masih banyak waktu bagi kami untuk menyelesaikan kewajiban kepada BRI," tuturnya.
Ia menggarisbawahi bahwa pinjaman tersebut dilakukan karena penyertaan
modal negara senilai Rp300 miliar dari Rp700 miliar yang diajukan belum
cair. Apabila suntikan dana dari pemerintah dapat digulirkan, maka
perseroan akan segera melunasi fasilitas kredit tersebut.
"Kita tidak bisa selalu tergantung dan menunggu kapan cairnya PMN itu,
makanya kita minta izin dari Menteri BUMN untuk dapat meminjam,"
tuturnya.
Selain itu, Pindad juga tengah mengerjakan enam unit Komodo, sebuah
kendaraan tempur lapis baja yang memiliki kemampuan bermanuver sangat
baik, pesanan Kopassus, TNI AD, dan Brimob.
Enam unit pesanan itu yakni, dua Komodo varian pendobrak untuk 10
personel pesanan Kopassus, tiga Komodo varian Armored (tahan peluru)
Personnel Carrier (APC) atau pembawa pasukan untuk 10 personel dan satu
versi rudal mistral (anti serangan udara) untuk TNI AD. Prototipe Komodo
sudah diperkenalkan di RITech Expo di Bandung pada September 2012.
Komodo tersebut seberat empat ton dan berdaya jelajah 450 kilometer.
Selain mesin, seluruh prototipe Pindad selesai sejak Maret 2012 dan bisa
dipesan dan dimodifikasi sesuai keinginan.
http://www.metrotvnews.com
Labels: Defense, Pindad