Teknologi pesawat tanpa awak di Indonesia diklaim paling maju di kawasan
Asia Tenggara. Misalnya dibandingkan dengan negara Malaysia dan
Singapura.
"Malaysia masih di bawah kita. Bahkan dibandingkan
dengan negara Asia Tenggara lainnya seperti, Singapura, kita masih lebih
bagus," ungkap Ketua Jurusan Aeronautika dan Astronautika Fakultas
Teknik Mesin Penerbangan (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB), Taufiq
Mulyanto, kepada Okezone, Sabtu (3/11/2012).
Sejak kemarin Jumat
2 November hingga Minggu 4 November mendatang, FTMD ITB menggelar
kontes pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) lewat Indonesia
Aerial Robot Contest (IARC) 2012 di Lanud Sulaeman, Soreang, Kabupaten
Bandung.
Menurut Taufiq, Singapura memang memiliki resource
yang bagus. Namun jika ditelusuri, SDM-nya justru dari Indonesia,
misalnya dari ITB. "Malaysia juga belum (UAV-nya belum maju), dapurnya
di kita," tambahnya.
Makanya dengan dihelatnya IARC 2012,
semangat untuk mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak di Indonesia
makin meningkat. "Lewat event ini bendera kita harus terus berkibar,"
ujarnya.
IARC 2012 merupakan event tahunan FTMD ITB yang sudah
digelar sejak 2008. Kali ini, IARC berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya, di mana acara dihelat di outdoor. Biasanya, IARC ITB digelar
di ruangan FTMD ITB, Jalan Ganeca, Bandung. Sehingga tantangan peserta
IARC kali ini akan lebih berat.
"Sekarang outdoor. Sebelumnya pada September kami telah melakukan workshop, dan survei tentang bagaimana jika dilakukan kontes outdoor. Sehingga kesiapannya sudah diperhitungkan," terangnya.
Ada tiga tujuan utama kenapa IARC. Kata Taufiq, intinya even ini ingin menumbuhkan spirit inovasi khususnya bidang UAV, bukan hanya sekedar kontes menang kalah.
Kedua, kata dia, diharapkan ada kolaborasi antara ilmu di perguruan tinggi dan sekolah tingkat SMA.
"Ketiga, ada proses, kita enggak lihat hasil akhir saja tapi penguasaan teknik UAV di Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, teknologi UAV Indonesia tentu sangat jauh ketinggalan jika dengan UAV di negara maju misalnya Jepang.
Jika
dihitung-hitung, teknologi UAV di negara maju sudah ada sejak 20 tahun
lalu. "Ya ketika dibandingkan dengan kita, ibarat bayi dengan pelari.
Jadi perlu investasi waktu supaya UAV di Indonesia maju. Di kita sendiri
bentuk UAP baru ada 2004, kalau penelitiannya sejak 94," ceritanya. okezone.com
Labels: Defense