Kedua jet tempur siluman China yang diresmikan pekan ini merupakan
bagian dari program untuk mengubah negeri itu China menjadi kekuatan
militer regional. Demikian disampaikan Sam Roggeveen, seorang ahli
keamanan dari Institut Lowy di Sydney, Jumat (2/11/2012).
Pesawat tempur J-31
melakukan penerbangan perdananya pada Rabu (31/10/2012), dari fasilitas
militer di Provinsi Liaoning, Shenyang Aircraft Corp. “Ini sepenuhnya
merupakan desain baru yang muncul dari China dalam dua tahun terakhir,
yang menunjukkan tingkat pengembangan teknis cukup mengesankan. Ini
menempatkan mereka [China] di depan semua tetangga regional mereka,”
kata Roggeveen.
“Militer China secara ekstrem telah berkembang pesat dan didanai sepenuhnya, itu mulai berbuah,” imbuhnya.
Pengembangan
militer China yang telah bangkit setelah pergerakan lambat mulai awal
1900-1n, menurut Roggeveen kini menunjukkan kelasnya sebagai kekuatan
militer yang diperhitungankan di kawasan regional.
Sejauh ini Kementerian Pertahanan China tidak menanggapi permintaan klarifikasi mengenai masalah ini.
Sebelumnya diyakini pesawat tempur siluman J-20 adalah pesawat yang lebih berat dan tak terlalu mampu bermanuver dibanding J-31.
Kemampuan militer China tertinggal jauh di belakang Amerika Serikat
(AS), tetapi China terus meningkatkan kekuatan dan kemampuan militernya
secara agresif.
Salah satunya dengan meluncurkan kapal induk
pertamanya, hasil pengembangan kapal yang dibeli dari Ukraina, pada
September lalu. Peningkatan kekuatan militer China secara pesat ini
telah menimbulkan kegelisahan negara-negara tetangganya, terutama Jepang
yang terlibat sengketa teritorial di Laut China Timur, serta Vietnam
dan Filipina di Laut China Selatan.
“Sama seperti generasi F-22 dan F-35 milik AS, J-20 dan J-31 akan saling melengkapi selama beroperasi di masa depan,” kata Bai Wei, wakil editor majalah mingguan Aviation World,kepada Global Times.
“J-31
hampir pasti dirancang dengan potensi beroperasi pada kapal induk,
dilihat dari peningkatan pada roda ganda, moncong pendaratan dan dua
sayap ekor besar, yang membantu meningkatkan stabilitas vertikal,” imbuh
Bai.
China sangat membutuhkan J-20 dan J-31 yang lebih gesit untuk mempertahankan ruang udaranya.”
http://www.solopos.com