Delegasi Australia mengagumi perkembangan alat utama sistem senjata
(alutsista) Indonesia yang cukup pesat. Perwira Siswa (Pasis) Sesko AD
dari Australia, Major Jason Hewerdine, saat berkunjung ke Pameran Indo
Defence mengatakan ketakjubannya.
"Merupakan sebuah pengalaman
yang luar biasa bagi saya untuk datang ke pameran ini. Karena selain
untuk menambah wawasan tentang perlengkapan militer terbaru, juga
khususnya untuk melihat langsung produk-produk teknologi terbaru dari
industri pertahanan Indonesia," kata Jason, di Jakarta, Jumat (9/11).
Kunjungan
Jason ke Indo Defence merupakan permintaan dari rekannya di Sesko AD
untuk melihat perkembangan teknologi militer terbaru. Tugas sebagai
utusan ini diperolehnya berkat pengetahuan Jason yang lebih di bidang
arhanud, infanteri, dan kavaleri.
Sejumlah produk alutsista yang
menarik perhatian Jason antara lain senjata laras panjang dan peluru PT
Pindad yang kini telah digunakan oleh militer AS sebagai produk
unggulan. Dia juga senang saat melihat kendaraan taktis Panser 6x6 Anoa
yang sukses menggaet minat Malaysia untuk membeli sebanyak 32 buah.
Jason
juga menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan alutsista TNI yang
dinilainya pascareformasi kian membaik. Ini terlihat dari upaya TNI
untuk terus memodernisasi peralatan militernya sesuai dengan tugas pokok
TNI untuk mengamankan dan menjaga kedaulatan Indonesia.
Pameran
yang sudah masuk hari ketiga ini tak hanya menyedot perhatian para
pengunjung lokal, pengunjung mancanegara juga bersemangat untuk
berkunjung. Sebanyak 600 peserta pameran dari 42 negara dengan beragam
produk mulai dari persenjataan hingga produk-produk pendukung industri
pertahanan ini memang dipersiapkan untuk menjamu tamu-tamu baik dari
kalangan militer, profesional, bahkan umum.
Beberapa industri
pertahanan nasional utama di Indonesia ikut ambil bagian memamerkan
produk-produknya dalam pameran ini, seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT
Dirgantara Indonesia.
Konten Lokal
Sementara itu, PT
Pindad bakal memperkaya tank berat buatan Jerman, Leopard Revolution,
dengan sejumlah konten lokal. Kepastian itu diperoleh setelah adanya
penandatanganan kesepakatan bersama antara Kementerian Pertahanan dengan
produsen Leopard asal Jerman, Rheinmetall Landsysteme.
"Ini
sebagai komitmen kita untuk melakukan alih teknologi bagi setiap
alutsista yang dibeli dari luar negeri," kata Menteri Pertahanan Purnomo
Yusgiantoro, kemarin.
Pada kesempatan itu, Kepala Badan Sarana
Pertahanan Kementerian Pertahanan, Mayjen Ediwan Prabowo, menandatangani
dua kesepakatan bersama dengan Managing Director Rheinmetall
Landsysteme Harald Westermann dan Presiden Avirbrus Industria
Aerospacial Brazil, Sammi Youssef Hassuani.
Dengan Rheinmetall,
Kemhan menyepakati pembelian Leopard, Marder, dan sejumlah tank
pendukungnya. "Selama ini kita belum punya tank berat dan tank medium.
Kita baru punya tank ringan," kata Purnomo.