Kongres
AS dikabarkan sudah memberikan nota dukungan agar pemerintah AS
memproses penjualan helikopter serbu Apache ke Indonesia.
Anggota
Komisi I DPR Helmy Fauzi menyatakan amat mungkin militer Indonesia
untuk bisa membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari
Amerika Serikat (AS). Sebab dikatakan, anggota DPR AS pasti akan
mendukung.
Helmy merasa yakin Senat dan Kongres AS akan
mendukung penjualan senjata ke Indonesia, setelah Richard Lugar yang
dia sebut sebagai senator paling senior di AS, berkunjung ke Gedung
DPR, Jakarta, Rabu (31/10) kemarin. Richard datang bersama Dubes AS
Scot Marciel, dan sempat bertemu dengan sejumlah anggota Komisi I DPR.
Dalam
pertemuan itu, ketika ditanya soal peningkatan kerja sama militer
Indonesia-AS, Lugas mengatakan dirinya sangat mendukung upaya untuk
secara penuh meningkatkan kerja sama pertahanan antara kedua negara.
Kerja sama itu (antara lain) dalam bentuk program pertukaran perwira
belajar dan latihan militer bersama.
"Pada kesempatan
itu, dia juga menegaskan (bahwa) Senat AS tidak ada keberatan terhadap
penjualan alutsista ke Indonesia, termasuk rencana penjualan helikopter
serbu Apache ke Indonesia," kata Helmy di Jakarta, Kamis (1/11).
Sikap
parlemen AS itu semakin ditegaskan oleh Dubes AS Scot Marciel, yang
menyatakan Kongres AS sudah mengirimkan nota kongres ke pemerintah AS,
tidak ada keberatan kongres terhadap penjualan helikopter Apache ke
Indonesia.
"Ini artinya, terbuka kemungkinan bagi
Indonesia membeli langsung dari AS. Kesempatan itu pun sudah pernah
disampaikan Menlu AS Hillary Clinton, saat ketemu Menlu Indonesia,"
beber Helmy.
Helmy pun mengatakan, dukungan senator
senior AS itu perlu diapresiasi, karena sebelumnya Indonesia selalu
diembargo apabila hendak membeli senjata mereka.
Sebagai
latar belakang, kata Helmy, pembelian helikopter Apache sudah pernah
disampaikan Kementerian Pertahanan (Kemenhan), cuma kemudian ditunda
karena dana yang ada diprioritaskan bagi pemenuhan kesejahteraan
prajurit, khususnya perbaikan rumah prajurit.
"Tapi kalau nanti pada waktunya ada anggaran, pasti ada kesempatan untuk itu," kata Helmy.
http://www.beritasatu.com
Labels: Defense, Indonesia, US