Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) telah menyiapkan
pengganti Kapal Perang Dewaruci. Kapal tua itu akan pensiun pada 2013.
"Untuk
pengganti KRI Dewaruci ini masih dalam tahap negosiasi. Sekarang masih
dalam proses di Kementerian Pertahanan," kata Wakil Kepala Staf TNI
Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Marsetio di Jakarta seperti
dilansir dari antara, Rabu (23/10).
Menurut dia, ada lima
perusahaan dari tiga negara yang siap memproduksi kapal pengganti KRI
Dewaruci. Lima perusahaan itu, dua perusahaan dari Spanyol, dua
perusahaan dari Belanda dan satu perusahaan dari Polandia.
Kepala
Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati,
menyebutkan, saat ini TNI AL telah menyerahkan rekomendasi tiga
perusahaan yang akan memproduksi Kapal Dewaruci tersebut. "Saat ini
prosesnya sudah mengerucut menjadi tiga perusahaan. Kami sudah
menyerahkan kepada Kemhan sebagai domain yang memutuskan pembuat Kapal
Dewaruci," katanya.
Menurut dia, kapal latih pengganti ini harus
memiliki standar sama dengan Kapal Dewaruci yang selama ini dikenal
tangguh dan telah mengikuti berbagai acara internasional. "Paling tidak,
memiliki standar yang sama bahkan lebih, baik dari segi fisik, lebar,
daya tampung, maupun manuver karena ini merupakan kapal latih," ujar
Untung.
Staf Ahli Menteri Pertahanan bidang Keamanan, Mayjen TNI
Hartind Asrin mengatakan, Kemhan akan mengkaji terlebih dulu melalui Tim
Evaluasi Pengadaan (TEP) di bawah Kabaranahan setelah menerima
rekomendasi perusahaan pembuat kapal, yakni TNI AL.
Berdasarkan
informasi yang diperoleh, TNI AL sebelumnya telah mengerucutkan lima
nama perusahaan calon pembuat pengganti kapal Dewaruci. Penyerahan
rekomendasi sebelumnya telah dilakukan oleh TNI AL ke Kementerian
Pertahanan namun dikembalikan karena dinilai kurang layak.
Penyerahan
rekomendasi kedua AL ke Kemhan masih terdiri atas tiga dari lima
perusahaan sama yang ditolak.Lima perusahaan sebelumnya bersaing untuk
direkomendasikan menjadi calon pembuat Kapal Dewaruci adalah Ostilleros
Gondad dari Spanyol, Bumar SP Z.O.O asal Polandia, Icon Yachts dari
Belanda, Freire Shipyard dari Spanyol dan DSNS Belanda.
Dari nama
tersebut, Ostilleros memiliki penawaran harga terendah dengan USD 53,18
juta namun hanya memiliki panjang kapal 78 meter, sementara Freire
Shipyard mengajukan kapal dengan panjang 110 meter dengan harga USD 74,7
juta.
Bumar mengajukan penawaran sebesar USD 64,7 juta dengan
panjang kapal dibuat 78 meter. DSNS Belanda mengajukan penawaran dengan
nilai USD 75,9 juta untuk kapal sepanjang 96 meter. Sedangkan Icon
Yachts mengajukan penawaran sebesar USD 68,9 juta dengan rincian kapal
sepanjang 107 meter dan lama pembuatan 18 bulan serta memastikan
kesanggupan pembuatan dengan melibatkan banyak bahan baku dan sumber
daya manusia dari dalam negeri.
http://www.merdeka.com
Labels: Defense, TNI AL