Prajurit Kopassus Bukan Hebat, Tapi Terlatih


HUT ke-67 TNI memiliki makna tersendiri bagi Letnan Jenderal TNI Agus Sutomo, yang baru saja diangkat sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus TNI-AD, berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/392/VI/2012 tanggal 15 Juni 2012.

Menurut Agus Sutomo, tanggal 5 Oktober 2012  merupakan sejarah hari lahir ke-67 TNI. "Jadi, 67 tahun yang lalu cikal bakal TNI dibentuk oleh sesepuh kita dulu. Karena merasa negara itu harus aman. Karena negara ini dibentuk salah satu tujuan utamanya adalah agar aman. Kedua, agar negara  punya pertumbuhan ekonomi yang bagus. Ketiga, agar rakyatnya sejahtera," jelas Danjen Kopassus Agus Sutomo.

Sementara TNI, lanjutnya, sebagai komponen utama Sistem Pertahanan Rakyat Semesta bertugas untuk meng-amankan NKRI. "Melalui HUT ke-67 TNI mengingatkan kami semua, seluruh prajurit, bahwa tugas TNI itu berat. Karena mengamankan NKRI. Oleh karena itu, harus kita memaknai,  mengingatkan kita kembali, sekaligus dijadikan evalua-si dan interopeksi sekian tahun pengabdian kita ini seperti apa dari kelahiran bangsa ini," tuturnya.

Agus Sutomo tak memungkiri, ba-nyak dinamika muncul di negeri ini dan TNI selalu hadir mengamankan NKRI, Pancasila, dan sebagainya. Tantangan ke depannya, diungkapkan Agus Sutomo, yaitu dengan adanya transparansi baik global, regional, maupun nasional. "Dari tantangan fisik sebetulnya tidak begitu berat. Yang berat adalah tantangan nonfisik. Apalagi di era reformasi sekarang ini," bilangnya.

Maka, mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden ini menekankan, "Satu-satunya pesan HUT TNI ini kita maknai semua prajurit harus profesional, harus lebih solid, harus memiliki wawasan kebangsaan yang lebih luas, harus lebih tangguh, harus lebih peduli terhadap lingkungan, sehingga di manapun prajurit berada harus bersama-sama dengan rakyat. Mencintai rakyat, berbuat bersama-sama rakyat untuk kepentingan rakyat. Jika rakyat sudah menjadi bagian dari kehidupan TNI, maka minimal mengangkat kesejahte-
raan rakyat."

Berikut lebih lengkap wawancara Syarifudin didampingi Fotographer Adang Sumarna dari Majalah TOPIK dengan Danjen Kopassus Letjen TNI Agus Sutomo.

Setelah dilantik sebagai Danjen Kopassus, terobosan apa saja yang akan Anda lakukan?

Saya menjadi Danjen Kopassus baru berjalan dua bulan dua minggu. Program pertama yang saya laksanakan adalah ke dalam (internal) Kopassus dulu. Jadi judul besarnya sekarang adalah bagaimana saya meningkatkan moril prajurit. Karena, kalau prajurit saya morilnya rendah, pasti kinerjanya jelek, kinerjanya pasti rendah. Tapi, jika morilnya tinggi, pasti kinerjanya juga bagus.

Upaya-upaya menjabarkan meningkatkan moril prajurit itu, maka secara fisik saya harus lebih dekat, dan turun ke bawah. Sehingga saya bisa mengetahui seperti apa kondisi riil prajurit saya, baik kemampuannya maupun kehidupan dengan keluarganya. Kedua, saya harus banyak memberikan porsi latihan kepada mereka, agar menjadi prajurit profesional. Latihan juga perlu didukung dana dan fasilitas pendukung lainnya. Kemudian, dengan saya banyak mengetahui kondisi riil prajurit, maka apa yang saya bisa lakukan,  membantu mereka untuk meningkatkan kesejahteraannya.      

Sejauh ini bagaimana kondisi riil prajurit Kopassus?

Kita kan sudah memiliki program tahunan, yang dipertanggungjawabkan setiap tri wulan, di mana di dalamnya juga terdapat jadwal latihan para prajurit. Saya kerap menekankan kepada prajurit agar latihan sungguh-sungguh sesuai dengan tujuan dan sasaran latihan. Jadi latihan itu harus berkualitas, tidak boleh asal melaksanakan jadwal latihan. Kemudian, selama latihan harus yakin bahwa latihan itu aman.

Maksudnya?

Selama latihan itu tidak boleh ada yang celaka atau ada korban. Buat apa latihan bagus, tapi ada yang celaka atau ada korban. Jadi kualitasnya dapat, keamanannya juga terjamin. Semua itu dicapai bila ditangani secara sungguh-sungguh. Maka saya berikan arahan kepada mereka, kita bekerja harus berdasarkan sistem. Jadi bukan karena maunya atau seleranya saya sebagai Danjen Kopassus, tapi latihan ini sudah ada aturannya. Jadi diorganisir, siapa berbuat apa, tugas dibagi habis, kemudian kita kontrol. Semuanya ada SOP-nya. Misalnya, Asisten Operasional tugasnya apa, Komandan Grup tugasnya apa, begitu pula dengan Danyon dan asisten yang lain harus mengetahui tugasnya masing-masing.

Sekarang ini sarana komunikasi juga sudah canggih. Pada saat saya memberikan kebijakan, maka semua harus sudah jalan. Jadi, palu sudah diketuk, tidak perlu lagi mohon petunjuk terus. Tinggal saya mengontrol dan mengoreksi.

Selanjutnya, jika sedang melakukan kegiatan terjadi suatu kejadian, misalkan mereka ragu-ragu memutuskan, bisa melaporkan kepada saya. Karenanya, saya punya tujuh penekanan kepada mereka. Pertama, meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai landasan moral untuk melaksanakan tugas dan pengabdian. Kedua, setiap latihan harus tercapai tujuan dan sasaran, serta tidak ada yang celaka. Ketiga, tampil yang terbaik. Jadi, hadir memberi arti terhadap lingkungannya, dan tidak boleh arogan.

Selanjutnya keempat, semua prajurit harus memiliki naluri intelijen, naluri tempur, dan kepedulian yang tinggi. Kelima, semua prajurit di manapun berada hadir manjadi bagian solusi. Bukan menjadi bagian masalah. Dan saya sudah tekankan mulai Danjen sampai prajurit tidak boleh ada yang melanggar ketentuan peraturan. Tidak ada tempat di Kopassus bagi prajurit yang melanggar. Sanksinya, bagi yang melanggar, out dari Kopassus! Ketentuan ini sudah disepakati, dan saya konsisten akan melaksanakannya. Keenam, bekerja tidak sektoral tetapi berdasarkan kesisteman (sistem). Jadi, semua menjadi bagian dan semuanya memiliki tanggung jawab. Terakhir, ketujuh, seluruh perwira, para pejabat harus rajin turun ke bawah untuk melaksanakan pengawasan dan tertib administrasi. 

Itulah tujuh penekanan saya kepada mereka, dan itulah pedoman mereka untuk bekerja, agar mereka dapat melakukan hal-hal yang positif. Di antara penjabaran yang saya jelaskan di atas, sekarang semua kesatuan saya perintahkan untuk punya kesiap siagaan manakala diperlukan oleh rakyat dan oleh negara, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan kemanusiaan.

Dalam Undang Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, Pasal 7 ayat 2b menyebutkan: Operasi militer selain perang ada 14 bagian, yaitu 1) Mengatasi gerakan separatis bersenjata. 2) Mengatasi pemberontakan-bersenjata. 3) Mengatasi aksi terorisme. 4) Mengamankan wilayah perbatasan. 5) Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis. 6) Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri. 7) Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya. 8) Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta. 9) Membantu tugas pemerintahan di daerah. 10) Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang. 11) Membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia. 12) Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan. 13) Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan  (search and rescue); serta 14) Membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan, dan penyelundupan.

http://www.majalahtopik.co.id

Labels: